Lambang Dari Sebuah Keberanian

True Story : Kucuran Nikmat Berkat Amal Saleh

KESULITAN finansial adalah masalah klasik yang hampir pernah dialami setiap orang. Dalam kondisi ini, tidak sedikit orang yang bingung, bahkan stres. Betapa tidak, hajat hidup tinggi tapi pemasukan rendah. Bahkan seringkali minus. Siapapun pasti masygul menghadapi situasi ini. Kondisi ini juga pernah saya alami.

Sebagai guru honor di sekolah swasta di kota Depok, Jabar, gaji saya hanya Rp. 250 ribu perbulan. Uang sebesar itu otomatis bakal terkulai lemas oleh kerasnya cekikan harga barang yang melambung tinggi.

Ini adalah kisah tentang seorang siswi di sebuah sekolah putri di Palestina. Hari itu dewan sekolah berkumpul seperti biasanya. Di antara keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkan dewan dalam pertemuan ini adalah pemeriksaan mendadak bagi siswi di dalam aula. Dan benar, dibentuklah tim khusus untuk melakukan pemeriksaan dan mulai bekerja. Sudah barang tentu, pemeriksaan dilakukan terhadap segala hal yang dilarang masuk di lingkungan sekolah seperti hand phone berkamera, foto-foto, gambar-gambar dan surat-surat cinta serta yang lainnya.

DOA

Ada suatu cerita. Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.